contoh pidato merujuk buku berani bicara di depan publik


Assalamualaikum Wr.Wb.
            Imron sudah lima tahun selalu memakai peci haji di kepalanya. Ia dengan bangga berseru pada teman-temannya bahwa hal itu sebagai tanda niatnya yang bulat untuk berhaji. Suatu ketika Eka bertanya, “hey mron, udah berapa rupiah kamu tabungin buat naek haji?” Imron kaget ditanya seperti itu. Ia pun menjawab dengan santai “ntar ja ah, kan undangannya belum dapet! Kalau udah dapet undangan, baru saya mulai nabung buat ongkos”. Eka pun menjawab, masa sih belum dapat, saya saja sudah dapet!” dengan penasaran Imron pun bertanya “emang dimana dapetnya?” Eka menjawab dengan mantap “di al-quran!”
Teman-teman, hari ini saya akan berbicara tentang hal yang menentukan seseorang mampu berhaji.
Satu hal yang perlu saya katakan di awal. Saya yakin muslim yang mampu berhaji dengan baik itu bukan muslim biasa.
Teman-teman, saya tertarik membahas tentang haji karena
pada saat ini banyak umat islam yang sedang melaksanakan ibadah haji di Mekkah al-mukarromah. Mungkin salah satu diantara mereka adalah kerabat dari teman-teman, dan diantara mereka ada ayah saya juga yang berangkat bukan karena memiliki banyak harta. Memang saya belum pernah berangkat haji, namun suatu hari dengan keyakinan saya yakin akan mampu melaksanakannya. Sebagai tahap awal, saya mulai menabung untuk haji sejak bulan Juni. Meski hanya 100 ribu per bulan, sekali lagi saya yakin suatu saat ongkos haji akan dapat terkumpul. Kalaupun tak terkumpul, Allah pasti tau bahwa saya sudah berusaha memenuhi undangannya.
Saya selalu menggaris bawahi, pada tahun ini kuota jamaah haji yang ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi Indonesia adalah sebanyak 221.000 jamaah. Dengan kuota yang banyak ini ternyata masih terjadi antrian pendaftar haji yang panjang. Bayangkan saja, jamaah yang daftar di tahun ini di Kabupaten Bandung baru bisa berangkat pada tahun 2015. Yang menjadi pikiran saya adalah, sekarang saja para pendaftar haji hanya menunggu 4 tahun, tapi bagaimana dengan 10 sampai 20 tahun ke depan? Mungkin pendaftar haji harus menunggu 7 sampai 10 tahun. Atas dasar ini lah saya memulai menabung sejak sekarang.
Haji merupakan ibadah penyempurna bagi keislaman seseorang. Setelah ia meyakini Allah sebagi satu-satunya tuhannya dengan syahadat. Lalu membuktikan dengan penghambaan berupa Shalat. Kemudian menahan diri dari larangan Allah dalam berpuasa. Dan yang terakhir menunaikan zakat tanda kemampuan secara materi. Barulah hamba tersebut mengaplikasikan dan membuktikan segala amal atau rukun islam tersebut dalam ibadah haji. Maka tidak mungkin muslim biasa-biasa mampu melaksanakan ibadah haji dengan baik.
Setiap Muslim yang beriman tentu mendambakan dapat memenuhi panggilan mengunjungi bait Allah. Dan saya yakin teman-teman pun demikian, karena jika seseorang tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk berhaji maka ia sama saja tidak berkeinginan untuk berislam. Namun untuk berhaji kita harus memiliki 3 hal yang akan saya sampaikan. 3 hal ini bisa kita singkat menjadi NININA. Apa yang dimaksud NININA ini?
·         Ni yang pertama adalah Niat. Untuk berhaji seseorang memerlukan niat yang kuat. Meskitpun materi atau uang mencukupi bila niat tidak kuat maka ibadah haji tidak akan pernah terlaksana. Padahal dalam suatu hadits, Rasul pernah bersabda barang siapa yang memiliki cukup harta untuk berhaji namun ia enggan melaksanakannya maka ia mati dalam keadaan yahudi atau nasrani. Naudzubillahi min dzalik
·         Ni yang kedua adalah Nishab. Niat sudah ada tapi apabila Nishab atau uang belum tersedia, maka kita tidak akan dapat berhaji. Tapi Nishab ini bisa diusahakan bila memiliki niat yang kuat. Pertanyaannya, sudahkan kita berusaha mengumpukan nishab untuk berhaji?
·         Dan yang terakhir adalah Na yaitu Nasib. Inilah unsur palimg penting untuk dapat berhaji. Karena sekeras apapun kita berusaha mengumpulkan nishab dan menguatkan niat, tidak akan dapat kita berhaji bila belum Nasib kita.
Itulah 3 hal yang menentukan seseorang mampu berhaji. Yaitu niat, nishab dan nasib. Menyempurnakan ketiga tersebut bukanlah hal yang mudah. Tentu hanya muslim terpilih lah yang akan bisa menyempurnakannya hingga ia mampu berhaji. Dan bagi kita yang merindukan bertatapan langsung dengan bait Allah hendak lah kita menyempurnakan NININA dengan cara menguatkan niat, mengumpulkan nishab dan berdoa untuk diberikan nasib yang baik agar diberi kesempatan untuk berhaji. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan yang mampu menyempurnakan NININA hingga kita dapat menunaikan ibadah haji ke baitullah.
Mungkin cukup sekian pidato yang dapat saya sampaikan. Saya memohon ampun pada Allah dan meminta maaf pada teman-teman bila dalam pidato ini terdapat kata yang salah dan kurang berkenan. Satu hal yang perlu saya tegaskan adalah ibadah haji tidak akan dapat dilaksanakan oleh orang biasa, maka jadilah orang yang luar biasa agar mampu melaksanakannya dengan baik
.
Wallahu muwafiq ilaa aqwamit thoriq
Assalamualaikum Wr.Wb.

Komentar

Postingan Populer