Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif secara sederhana dapat dilihat pada tabel berikut.
Penelitian
Kuantitatif
|
Penelitian
Kualitatif
|
Menganggap
sebuah realitas sosial secara objektif.
|
Menganggap
realitas sosial dikonstruksi oleh partisipan yang terlibat di dalamnya.
|
Menganggap
realitas sosial itu relatif tetap terhadap waktu dan tempat.
|
Menganggap
realitas sosial selalu berubah sesuai situasi
|
Bertindak
objektif, tidak memihak terhadap partisipan penelitian.
|
Terlibat
dalam kancah penelitian, menempatkan dalam setting penelitian
|
Memandang
hubungan sebab akibat antar fenomena sosial dari perspektif mekanistik.
|
Menentukan
manusia sebagai peran utama dalam hubungan sebab akibat antar fenomena
sosial.
|
Mengkaji
populasi atau sampel yang merepresentasikan populasi.
|
Mengkaji
kasus-kasus.
|
Mengkaji
perilaku dan fenomena yang dapat diamati.
|
Mengkaji
makna yang ada di balik perilaku dan fenomena internal.
|
Mengkaji
perilaku manusia secara alami atau dirancang.
|
Mengaji
tindak manusia dalam situasi alami.
|
Menganalisis
realita sosial dalam bentuk variabel.
|
Melakukan
pengamatan secara menyeluruh kejadian tindak sosial.
|
Menggunakan
konsep dan teori yang terbentuk sebelumnya.
|
Menemukan
konsep dan teori setelah data ditemukan.
|
Menghasilkan
data numerikal untuk menyajikan lingkungan sosial.
|
Menghasilkan
data verbal dan gambar untuk merepresentasikan lingkungan sosial.
|
Menggunakan
metode statistik untuk menganalisis data.
|
Menggunakan
induksi analitis untuk menganalisis data.
|
Menggunakan
prosedur interferensial untuk menggeneralisasikan temuan-temuan dari seuatu
sampel kepada populasi.
|
Menggeneralisasi
temuan-temuan kasus dengan mencari kasus-kasus lain yang sama.
|
Menyajikan
laporan bersifat objektif tentang hasil penelitian.
|
Menyajikan
laporan yang bersifat interpretatif yang dibangun dari pandangan peneliti
terhadap data dan sadar bahwa pembaca akan membangun konstruksi mereka
sendiri dari hasil laporan tersebut.
|
(Setyosari,
2012: 38-39)
Komentar
Posting Komentar