Aliran Sastra Klasik
Sejarah
Aliran Klasik
Periode
kuno dalam sastra Eropa dimulai pada penyair epos Yunani Homerus ( kira-kira
880 SM ) dan berakhir dengan runtuhnya kerajaan Romawi barat pada tahun 476 M.
Karya-karya dari zamana itu masih dikenal dengan baik di Eropa. Banyak karya
satra Yunani dan Romawi masih dibaca dan dipelajari, sebagian masih dalam
bahasa aslinya. Sejarah sastra barat tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan
sastra kuno. Akan tetapi, untuk menunjukkan karya mana dari zaman kuno itu yang
harus kita golongkan sebagai kesusastraan tidaklah mudah.
Hanya sebagian dari teks kuno diturunkan kepada kita, setengahnya melalui manuskrip yang kurang dapat diandalkan. Hanya sebagian dari teks yang masih lestari itu tergolong dalam apa yang kini kita sebut susastra. Diantara teks yang terpelihara misalnyas sajak epos. Bagi Eropa epos, tragedi, komedi dan lirik merupakan daerah pusat sastra
Hanya sebagian dari teks kuno diturunkan kepada kita, setengahnya melalui manuskrip yang kurang dapat diandalkan. Hanya sebagian dari teks yang masih lestari itu tergolong dalam apa yang kini kita sebut susastra. Diantara teks yang terpelihara misalnyas sajak epos. Bagi Eropa epos, tragedi, komedi dan lirik merupakan daerah pusat sastra
Karakteristik Aliran Sastra Klasik
Aliran
sastra klasik banyak ditemukan di kawasan eropa dan berbahasa latin. Pada aliran
sastra ini bentuk yang sering ditemukan adalah berbentuk epos. Yaitu tulisan
berbentuk lirik yang dalam membacanya melibatkan suara supra segmental. Hai ini
dikarenakan bentuk lirik pada masa itu ialah nyanyian yang diiringi dengan
permainan lyre atau alat musik lainnya. Hal ini didukung dengan keadaan
yang pada masa itu aliran ini menekankan
decorum atau harmoni sebagai persyaratan kesastraan. Dibuat seperti demikian
adalah untuk memudahkan penghafalan.
Pada
masa itu timbul masalah yang dibicarakan secara mendalam. Masalah ini
mempertanyakan apakah sajak yang baik dihasilkan oleh bakat (natura/ingenium)
atau teknik (ars). Hal ini nantinya akan berkembang pada aliran-aliran
berikutnya.
Bentuk
dari aliran sastra klasik pada masa itu berbentuk puisi mitologis dan
kepahlawanan. Hal ini bisa juga dilandasi oleh kepentingan politik yaitu untuk
mendekatkan raja dengan para bangsawan. Hal ini juga didukung dengan kenyataan
bahwa sastra pada masa itu sering diperdengarkan terutama di kalangan istana
raja dan para bangsawan. Karya sastranya seperti sajak, epos dan kemudian roman
biasanya dibawakan secara lisan.
Pada
masa itu kata sastra (literatur) belum dipakai. Hal ini menyebabkan kesulitan
para ahli untuk mengidantifikasa karya sastra serta aliran yang dianut pada
masa itu. Karena pada abad berikutnya
pengertian sastra di masa klasik ditujukan pada teks-teks abad pertengahan.
Buku
poetica membagi karya sastra klasik menjadi 3 gaya, yaitu
·
Gaya
agung, yaitu gaya epos dan tragedi yang sesuai untuk penggambaran dewa,
pahlawan dan raja.
·
Gaya
menengah, cocok untuk misalnya puisi didaktis
·
Gaya
rendah, untuk puisi dan komedi pedesaan yang menggambarkan orang sederhana
dalam bahasa sederhana.
Pada
masa renaisans yang kembali tertarik dengan aliran sastra klasik, penulis Yunani
dan Romawi dianggap sebagai pengarang yang patut ditiru. Hai ini dikarenakan
orang-orang pada masa renaisans beranggapan karya sastra klasik yang diciptakan
oleh penulis Yunani dan Romawi berisikan banyak kebajikan.
Aliran
Klasisme Perancis telah merumuskan peraturan ketat untuk sastra. Menurut aliran
Klasik, sastra harus menggambarkan sesuatu yang wajar dan bersifat keseharian.
Namun di negeri lain tidak lah demikian. Teater lebih bebas bentuk dan batasnya.
Contoh
Karya Sastra Aliran Klasik dan Sastrawan Aliran Klasik
-
“TROY” dari puisi iliad karya homerus
Sinopsis
Troy adalah salah satu mitos yunani
terbesar menceritakan perang terbesar yang pernah ada. Perang itu disebabkan
oleh seorang wanita, ratu Sparta, Helen. Troya dan sparta sudah lelah
berperang. Dua pangeran troya, hector dan paris diutus untuk membawa misi
perdamaian ke menealus, raja Sparta.kemudian paris membawa lari istri
menealus, helen ke troya. Itu membuat
putra mahkota sekaligus prajurit terbaik troya, hector geram. Tapi raja troya,
priam justri memberikan perang kepada sparta. Di sisi sparta, menealus meminta
bantuan kakanya agamemnon untuk ikut membantu peperangan. Agamemnon adalah raja
yang hampir menguasai seluruh wilayah yunani dan dia memiliki rencana sendiri
untuk mengambil alih kekuasaan troya.dia terpaksa membutuhkan akal-akalan raja
ithaca, odysseus untuk membujuk achilles ksatria paling dibenci agamemnon dan
50 pasukan myrmindonnya ikut berperang.
Achilles berjuang demi keabadian. Thetis
mengatakan namanya akan abadi seiring kematiannya di troya. Hector berperang
demi negara. Paris berperang demi cinta.
-
Odyssey
dan Ilias karya homerus bercerita tentang perjalanan pulang
odisseus salah seorang pemimpin akhaia.
-
Kumpulan sepuluh puisi Eclogues dan puisi pertanian Georgion karya Publius vergilius maro (romawi)
-
Cervantes
dalam karyanya Don Quijote
-
Vitruvius
dan Euclide, Aristoteles dan Plato dalam karyanya Poetica
-
Thucydides
-
Erasmus
dalam bukunya Pujian terhadap kegilaan ( 1509 )
-
Horatius dengan karyanya Art Poetica (
seni persajakan )
-
Henry
Fieldding dalam karya sindirannya
-
Aeschylus ( Yunani abad ke-5 SM )
-
Euripides
-
Plautus dan Tarentius penyair komedi
romawi
-
Sappho dan Catullus karyanya puisi lirik
sajak cinta
-
Petrarca seorang penyair Italia
-
Lope de Vega yang mementaskan
Tragicomedia
Daftar Pustaka
Luxemburg, Jan van dkk.1987 Tentang Sastra. Diterjemahkan oleh Akhadiati Ikhram, dari buku Over
Literatuur . Muiderberg : Dick Couintinho.
http//id.m.wikipedia.org/wiki/perang_troya
http//id.m.wikipedia/org-wiki//virgilius
Komentar
Posting Komentar