Contoh Laporan Buku
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Lisan adalah sarana bagi kita untuk berkomunikasi,
memberikan informasi kepada orang-orang di sekitar kita. Kemampuan
berkomunikasi dengan baik, sangatlah menentukan berhasil tidaknya kita
menyampaikan informasi sesuai dengan yang kita harapkan. Komunikasi yang paling
banyak dilakukan oleh manusia adalah berbicara. Karena berbicara melibatkan
segala penca indera yang ada. Untuk itu dalam berbicara pun harus dengan seni
dan ilmunya.
Tidak akan lahir informasi yang jelas, baik, dan benar
bila teknik bicara kita jauh dari tataran ilmu dan seninya. Oleh karena itu,
mengetahui ilmu dan seni dalam berbicara adalah syarat utama mencapai
keberhasilan dalam
menyampaikan informasi kepada orang lain. Alangkah indahnya
bila kemampuan berbicara ini dimiliki oleh orang-orang yang berjuang
semata-mata untuk menegakkan kebenaran dan menancapkan kebaikan di atas muka
bumi.
2.
IDENTITAS
BUKU
a.
Judul Buku
b.
Penulis
c.
Penerbit / Kota
d.
Tahun terbit
e.
Jumlah Halaman
f.
Cetakan ke
|
: Speech Course
(Berbicara dengan Memukau, Penuh Simpati dan Berrukhiyah
: Hendi Kurniah
: Hisan Press /
Bandung
: 2006
: 69 halaman
: Pertama
|
3.
FOKUS
BUKU
1.
Faktor-faktor
Penting Saat Hendak Berbicara
2.
Seni
Menarik Simpati
3.
Apa
Saja Yang Dihadapi Saat Berbicara Depan Umum
4.
Menikmati
Proses Untuk Mahir Berbicara
BAB II
SPEECH COURSE
(Berbicara dengan Memukau, Penuh Simpati dan Berrukhiyah)
Oleh :Hendi Kurniah
1.
Faktor-faktor Penting Saat Hendak Berbicara
a.
Yakin
Kunci kesuksesan dalam setiap perbuatan itu dimulai dari seberapa yakinnya
anda atas kemampuan diri yang anda miliki. Kata yakin itu mampu membuka celah
atas kelemahan yang ada. Bila keyakinan telah anda miliki maka perbuatan yang
akan anda kerjakan insyaallah akan terasa mudah untuk dikerjakan. Begitu pula
ketika hendak memulai sebuah pembicaraan di depan umum. Anda harus benar-benar
yakin dengan kemampuan diri anda. Anda harus menepis belenggu ketidakmampuan
yang anda miliki. Bangunlah pondasi keyakinan anda sekuat mungkin. Katakan pada
diri anda. Sesungguhnya anda mampu melakukannya.
Sukses lahir dari persepsi anda terhadap diri anda sendiri. Mustahil anda
dapat melakukan sesuatu jika anda tidak yakin akan keberhasilannya. Apalagi
ketika anda hendak berbicara di depan umum. Tentu keyakinan anda sangat
menentukan. Camkan!, “Menanam Keyakinan berarti menanam kekuatan pada diri
anda”.
b.
Siap
fisik dan mental/jiwa
Anda harus benar-benar siap ketika hendak berbicara di depan umum, karena
kesiapan anda sangat berpengaruh atas kelangsungan pembicaraan anda selanjutnya.
Persiapkan diri anda. Jangan sampai ada yang tertinggal. Perhatikan kondisi
fisik anda. Fisik anda harus dalam keadaan sehat dan prima. Sehingga anda akan
terasa enak melakukan pembicaraan di depan umum. Selain siap secara fisik, yang
tak kalah pentingnya juga adalah siap secara mental. Kondisi jiwa kita
hendaknya selalu dalam keadaan baik, sehingga anda gembira, anda bahagia dan
anda menikmati apa yang hendak anda sampaikan kepada audiens. Bila jiwa anda
mengalami tekanan-tekanan perasaan, akan sulit bagi anda memaparkan ide-ide
yang anda miliki.
Jangan gagalkan pembicaraan anda karena anda tidak siap untuk melakukannya.
Tidak memiliki persiapan yang matang dan baik sama dengan merencanakan
kegagalan.
c.
Memahami
materi
Ada beberapa kiat khusus yang ingin saya sampaikan agar anda dapat memahami
materi yang hendak disampaikan kepada audiens. (5M)
·
Membaca
Banyak membaca akan membantu anda lebih cepat mamahami
materi yang akan disampaikan. Perbanyaklah membaca sehingga wawasan anda akan
semakin bertambah! Bacalah buku yang akan anda presentasikan atau yang akan
anda gunakan sebagai rujukan ketika hendak ceramah atau pidato secara
berulang-ulang. Pahami secara benar dan serapi maksud yang hendak penulis
sampaikan. Jangan biarkan anda buta dengan materi yang anda sampaikan, sebab
itu akan mengakibatkan pidato anda gagal di depan audiens. Ingatkah anda dengan
sebuah pepatah yang mengatakan, “Buku itu gudang ilmu, membaca adalah
kuncinya”. Ingat! Membacalah dengan ilmunya bukan asal membaca.
·
Menulis
Proses selanjutnya yang harus anda lakukan adalah menulis
hal-hal penting dari buku yang telah anda baca. Sediakan buku catatan
sederhana, tulis secara teratur pokok bahasan yang penting dari isi buku yang
telah anda baca. Dengan menulis akan membantu anda lebih cepat memahami isi
buku yang telah anda baca. Jangan malasa untuk melakukan hal ini. Paksakan diri
anda untuk melakukannya. Berkreasilah dalam menulis. Jangan terikat dengan
aturan atau kebiasaan yang ada. Inovasi untuk kemajuan itu sangat penting.
·
Mendengar
dan menyimak
Anda dapat menggunakan radio atau walk man sebagai alat
bantu untuk mendapatkan informasi pengetahuan saat anda hendak ceramah atau
presentasi di depan umum. Dengar secara seksama apa yang pembicara sampaikan.
Ingat hal-hal penting yang memudahkan anda untuk mengingatkannya. Banyak
mendengar akan melatih kemampuan pendengaran anda menjadi lebih baik., sehingga
anda akan lebih peka dengan yang ada di sekitar anda.
·
Merangkum
Buatlah rangkuman sederhana dari berbagai informasi
maupun ilmu pengetahuan yang telah anda dapat. Baik dari membaca buku,
mendengar lewat radio, televisi, ceramah-ceramah di masjid, acara-acara seminar
dan lain-lain. Catat poin-poin
pentingnya saja. Anda dapat membuat rangkuman utama dari materi yang akan anda
sampaikan. Buatlah kata-kata kunci yang memudahkan anda mengingat apa yang akan
anda sampaikan kepada audiens nantinya. Dengan membuat rangkuman berarti anda
telah memudahkan urusan anda dan itu akan membantu anda dengan mudah untuk
mencapai kesuksesan ketika berbicara di depan umum nantinya.
·
Mempraktikannya
Bila semua proses di atas telah anda lakukan, tidaklah
cukup sampai di situ saja. Anda harus memperhatikan bagaimana anda seharusnya
menyampaikan materi tersebut. Anda bisa melakukannya dengan sebebas mungkin,
ekspresikan diri anda seakan-akan anda sedang berbicara di depan audiens.
Jangan ragu untuk melakukannya. Bila anda berani mencoba dan melakukannya,
insyaallah anda sedang memulai kesuksesan dalam berbicara di depan umum.
d.
Kenali
audiens
Audiens yang hadir pada saat anda ceramah, pidato atau kegiatan apa saja
tentunya memiliki latara belakang yang berbeda-beda. Perbedaan itu bisa dari
bentuk fisiknya, umur, pekerjaan, pendidikan, asal daerah dan lain-lainnya.
Nah, dengan perbedaan seperti itu, tentu cara pandang dan pola pikir yang
mereka milikipun berbeda.
Bila anda tidak mengenali audiens dengan baik, akan mempengaruhi kelancaran
berbicara anda. Agar proses penyampaian materi yang akan anda sampaikan kepada
audiens dapat berjalan dengan baik, maka kenalilah audiens anda secara baik.
e.
Memiliki
keterampilan berbicara
Keterampilan dalam berbicara adalah hal terpenting yang harus anda miliki,
sebab ia menentukan apakah audiens tertarik atau tidak dengan pembicaraan yang
anda sampaikan. Hati-hati bila audiens sudah tidak simpati lagi dengan cara
penyampaian anda. Ini akan berakibat fatal pada kesuksesan pidato atau ceramah
anda. Kemampuan anda dalam berbicara akan mampu menarik simpati audiens
terhadap anda.
Adapun keterampilan-keterampilan yang mesti anda miliki adalah sebagai
berikut:
·
Keterampilan
memilih dan merangkai kata
Pemilihan kata dan istilah yang pas sangat berpengaruh
dalam kesuksesan berbicara. Anda dapat melatihnya dengan cara membaca buku-buku
ilmu pengetahuan dengan cara mengeraskan suara anda bila anda sedang
mengucapkan kata-kata yang anda sampaikan, maka untuk kata-kata yang berikutnya
telah ada di dalam pikiran anda. Latih scara terus menerus hingga anda terbiasa
mengeluarkan kata-kata secara mudah. Cobalah untuk berbicara tanpa ada jeda
atau titik komanya.
·
Keterampilan
mengolah vokal
Anda harus memiliki vokal suara yang jelas. Pengucapan
huruf-huruf vokal yang kurang jelas akan mempengaruhi kemampuan audiens
menyerap apa yang anda sampaikan.
·
Keterampilan
mengatur irama dan intonasi suara dan tempo
Dalam berbicara kita harus faham betul kapan kita harus
berbicara cepat, sedang atau lambat. Irama suara yang monoton pasti akan
membuat audiens bosan mendengarkannya. Begitu juga dengan intonasi suara.
Intonasi suara anda harus jelas. Kapan anda harus berbicara lantang, lembut
atau suara yang mampu membawa audiens semangat, gembira, sedih harus
disesuaikan. Dan anda harus mengetahui kapan anda harus melakukan itu.
·
Keterampilan
menggunakan bahasa tubuh
Ekspresi tubuh dan mimik wajah kita akan lebih cepat
membantu audiens memahami apa yang anda sampaikan. Ekspresi tubuh dan mimik
wajah anda haruslah sesuai dengan kata-kata yang anda ucapkan. Kata-kata yang
bersemangat tentu harus dengan ekspresi tubuh dan mimik wajah yang bersemangat
juga, begitu seterusnya.
·
Keterampilan
menarik simpati
Tahukah anda, sesungguhnya sukses atau tidaknya anda pada
saat berbicara di depan umum itu sangatlah tergantung pada seberapa besarnya
audiens simapati kepada anda. Bila anda telah mampu menarik simpati audiens
tentu anda akan sangat disenangi dan dikagumi oleh audiens.
f.
Doa
dan tawakal
Doa itu otaknya ibadah. Segala sesuatu yang telah anda usahakan bukanlah
jaminan bahwa itu akan berhasil. Karena semua akan terjadi bila Allah Swt.
mengijinkannya. Oleh karena itu, faktor penentu semuanya adalah keridhoan Allah
atas usaha yang kita lakukan. Mohon kepada Allah agar diberi kemudahan dan
kelancaran disaat kita hendak melakukan suatu pekerjaan.
2.
Seni Menarik Simpati
Anda
mungkin hanya memiliki sedikit ilmu yang hendak anda sampaikan. Atau jenjang
pendidikan anda tidak setinggi orang lain dan mungkin anda juga bukanlah dari
kalangan orang yang berpangkat, punya jabatan dan termasuk bukan orang kaya.
Apakah kekurangan material ini membuat anda mundur untuk berbicara? Saya
katakan dengan tegas, tidak. Bahkan anda sama sekali belum memerlukan itu.
Lantas apa resep untuk menarik simpati audiens disaat anda bicara, fahami,
renungi dan amalkan jurus-jurus jitu ini:
a.
Ikhlas
Sebagaimana
yang telah Rasul sabdakan bahwasanya, setiap amal itu tergantung dengan
niatnya. Niat yang ikhlas merupakan cerminan pribadi yang menawan dan
mempesona. Setiap apa yang kita bicarakan hendaknya semata mengharapkan pahala
dari Allah Swt. saja. Sehingga proses bicara kita akan terasa lancar, damai dan
menyejukkan.
b.
Jujur
Kejujuran
itu penting, karena dengan kejujuran kepercayaan itu ada. Bila anda tidak
jujur, maka anda telah menutup pintu kepercayaan orang lain terhadap anda. Maka
jelas kejujuran pasti akan melahirkan simpati, termasuk dalam berbicara. Apa
itu kejujuran dalam berbicara? Bisakah anda merasakan dan menilai mana
perkataan yang jujura dan mana perkataan yang dusta? Tentu sedikit banyaknya
anda dapat merasakan perkataan yang di dalamnya berisi dusta atau dibuat-buat,
sebab keduanya sulit untuk diterima oleh hati nurani. Karena sesungguhnya
kejujuran itu mampu dilihat secara dzohir walaupun hanya sedikit.
c.
Rendah
hati
Rendah
hati bukan berarti rendah diri. Sifat rendah hati adalah cerminan ketawadhuaan
dan kesolehan seseorang. Orang yang dirinya merasa kurang, maka ia akan malu
jika berlaku sombong. Sebaliknya orang yang merasa dirinya hebat, sesungguhnya
dia tidaklah hebat, karena ia tealah menukar kebaikan dengan keburukan. Rendah
hati dalam berbicara bukan berarti pula anda putus asa, atau apatis terhadap
kemampuan anda, sebab motivasi diri dan yakin dengan kemampuan adalah bagian
dari orang yang rendah hati. Kenapa? Karena sifat rendah hati mampu memompa
semangat setiap orang yang memilikinya. Sehingga ia selalu terpacu untuk dapat
memperbaiki kesalahan atau kekurangan dari apa yang ia bicarakan. Sifat rendah
hati adalah magnet yang sangat kuat menarik simpati orang lain, anda bisa
memilikinya. Dengan rendah hati dalam berbicara dan mau mengakui kekurangan
serta berani meminta nasihat atau masukan kepada orang lain, maka anda telah
mencoba memikat audiens tanpa membuat anda tertekan atas kekurangan diri anda.
d.
Sederhana
Kita
ketahui bersama dengan kesederhanaan anda mampu menghancurkan tembuok pemisah
antara anda dengan audiens. Sehingga audiens tidak merasa kecil atau hina bila
mendengar pembicaraan anda. Audiens akan senantiasa setia mendengar setiap kata
yang mengalir dari lisan anda. Sederhana yang saya maksud adalah sederhana yang
menyeluruh yaitu sederhana dalam penampilan, senderhana dalam menggunakan
kata-kata, dan yang terpenting sederhana dalam pengyampaian bahasa dan materi
yang kita sampaikan. Cobalah untuk dapat bersikap dan berbicara dengan
sederhana, karena sederhana mampu menjadi penarik simpati audiens terhadap
anda.
Cobalah
untuk melatih sederhana dengan sekuat tenaga dan jangan bersikap yang
berlebihan atau over acting ketika berbicara, dan rangkailah kata-kata yang
mudah difahami dengan tidak menyulitkan audiens memahaminya. Kendalikan nafsu
dan egoisme diri sendiri agar tidak menjadi penyesalan bagi anda natinya.
e.
S3R
(senyum, sopan, santun dan ramah)
Senyum
itu adalah senjata yang sangat ampuh, ia mampu menyejukkan hati orang yang
melihatnya, terlebih lagi jiga senyum itu senyum yang tulus. Jiwa pelaku akan
terasa damai Senyum bagaikan wewangian yang menyebar dan ia telah menghinggapi
setiap hidung yang menciumnya. Ia mampu menghipnotis dan mempunyai pengaruh
yang besar atas penilaian orang lain terhadap kita. Senyum adalah perbuatan
yang murah lagi sederhana. Namun berdampak besar bagi pelaku dan orang lain di
sekitarnya.
Cobalah
anda berdiri di depan cermin, kemudian tersenyumlah. Lakukan sambil berbicara,
seakan-akan anda sedang berbicara di depan audiens. Teruslah berlatih,
insyaallah anda bisa. Selanjutnya anda dapat membiasakan tersenyum kepada
siapapun.
Sikap
sopan dan santun adalah kepribadian yang mulia. Ia lahir dari fahamnya
seseorang atas nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu sopan dan
santun adalah hasil dari orang-orang yang punya ilmu dan pemahaman yang baik.
Untuk memulai agar sopan dan santun lahir pada diri kita, caranya adalah dengan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh dan carilah lingkungan yang kondusif.
Sehingga dapat mendukung prilaku anda untuk menuju kebaikan. Sopan dan santun
dalam tutur kata dan tingkah laku juga adalah buah pendidikan yang kita
dapatkan dari orang-orang terdekat kita, misalnya orang tua, guru, orang-orang
bijak dan orang-orang sholeh di sekitar kita. Cari dan capailah pendidikan itu
semua.
Pada
dasarnya sikap senyum, sopan dan santun adalah bagian dari sikap ramah, yang
membedakannya adalah ramah lebih pada bentuk pelayanan atau kepedulian
seseorang kepada orang lain. Oleh karena itu, orang yang mau peduli dan siap
melayani, tentu dan pasti akan disenangi orang lain.
f.
Ceritamu
membuat takjub
Bila
memulai suatu pembicaraan dengan bercerita, saya yakin saat itu anda sedang
membuka pintu sukses yang anda harapkan. Coba anda perhatikan, bagaimana reaksi
audiens disaat anda memulai berbicara dengan bercerita. Anda akan mendapatkan
audiens begitu terkesan dan sangat simapatik dengan yang anda ceritakan,
bahkan, audiens akan memusatkan perhatiannya dan lebih berkonsentrasi untuk
mendengar yang anda ceritakan. Dengan bercerita anda mampu membawa audiens
untuk betah dan menyenangi setiap pemaparan yang anda sampaikan.
g.
Memuji
dan memotivasi
Pujian
itu mampu mendorong pendengar untuk melakukan kebaikan. Semua manusia sangat
senang dipuji. Apalagi yang memujinya itu orang yang dianggap hebat atau belum
sangat dikenalnya. Nah, anda selaku pembicara dapat melakukan itu. Dengan
memuji anda secara tidak langsung telah memberikan motivasi kepada orang yang
anda puji. Dan dengan pujian juga anda mampu mengajak audiens untuk memperbaiki
kekurangan atau kesalahan yang dilakukan.
h.
Penampilan
anda begitu menarik
Mayoritas
audiens menilai seorang pembicara lebih pada penampilannya dan itu adalah awal
penilaian mereka. Anda sudah sangat faham bagaimana seharusnya anda
berpenampilan di hadapan orang pada umumnya. Penilaian awal yang mengesankan
audiens terhadap anda akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kelanjutan
pembicaraan anda. Untuk itu berpenampilan baiklah dari sekarang.
i.
Tenangkan
jiwamu
Tenang
itu menyejukan, jiwa yang tenang lahir dari orang-orang yang sabar dan tidak
tergesa-gesa. Bila anda berbicara dengan tenang, audiens pun akan hanyut dalam
pembicaraan anda. Pembicaraan yang tenang akan terasa enak dinikmati dan mudah
untuk dicerna. Tenangkan diri anda dengan selalu mengingat Allah Swt., sebab
hanya dengan mengingat Allah Swt., hati kita akan menjadi tenang. Atur pernapasan
anda, jangan anda memulai pembicaraan disaat hati anda belum tenang. Tarik
napas dalam-dalam kemudian keluarkan dengan perlahan. Lakukan berulang-ualang
sebelum memulai pembicaraan. Ingat jiwa yang tenang merupakan bagian dari panah
untuk menarik simpati audiens.
3.
Apa Saja Yang Dihadapi Saat Berbicara di Depan Umum
a.
Hal-hal
kecil yang berdampak besar
·
Awal
yang menetukan
Langkah awal anda memasuki ruangan adalah hal yang
penting sebab semua mata audiens akan tertuju semuanya ke arah anda. Dan dari
awal pandangan itulah penilaian terhadap anda
bermula, jangan biarkan momen ini jadi sia-sia. Masukilah ruangan dari
sisi kiri pendengar, hal ini mengakibatkan mata dan kepala audiens bergerak ke
arah kiri, dan degan demikian merangsang otak belahan kanan, yang bersifat
tidak menghakimi untuk bekerja. Sehingga mampu membuat audiens lebih terbuka
dan siap menerima anda seutuhnya, hal ini memang sepele tapi sangat mujarab,
dengan memasuki ruangan dari sisi kiri anda mempunyai sedikit waktu untuk
membuka pikiran, sebelum audiens menilai secara kritis siapa diri anda.
·
Tatapan
mata
Tatapan mata anda yang menyeluruh sanagat efektif membuat
audiens tetap berada pada tempat duduknya. Pandangi satu persatu mata audiens.
Mulailah memandang dari sebalah kanan, tengah, belakang dan kiri anda. Dengan
seperti itu audiens merasa diperhatikan dan dilibatkan dalam pembicaraan
tersebut. Buat audiens anda merasa betah dengan perhatian yang anda berikan
melalui tatapan mata anda yang tulus.
·
Irama
yang teratur
Jelas sekali jeda dalam berbicara sangatlah penting. Bila
anda menggunakan jeda dalam berbicara, berarti anda sedang memberikan
kesempatan kepada audiens untuk mencerna dan memahami apa yang telah anda
katakan. Berbicara dengan jeda juga menjadikan anda bijak terhadap keadaan
orang lain dan anda telah memfungsikan indera pendengaran audiens saat itu.
·
Telapak
tangan ke depan
Bila anda bertanya pada audiens dan telapak tangan anda
mengarah ke depannya, maka audiens akan merasa anda sangat perhatian kepadanya.
Gerakan telapak tangan ke depan mampu menjadi pengganti jari telunjuk yang
lebih mengisyaratkan kepada ketidak sopanan anda, ketika anda bergerak menuju
ke depan, ulurkan tealapak tangan anda secara terbuka kedepan dengan sudut
sedikitnya 45 derajat, melangkahlah dengan luwes menuju orang tersebut dan
berikan sedikit senyuman sambil menganggukan kepala anda, mungkin awalnya anda
merasa canggung untuk melakukannya, tapi bila anda mau dan berani untuk
mencobanya maka anda telah memberikan kesan yang hangat kepada audiens dan anda
mampu mencurahkan perhatian anda kepada mereka.
·
Berbisik
dan berjalan-jalanlah
Berbisik yang dimaksud adalah usaha anda mmpersiapkan
pendengaran audiens mengucapkan kata perpisahan. Menghapal nama audiens juga
sangat membantu bagi berkesannya pembicaraan anda. Dnegan menghapalkan
nama-nama mereka, berarti anda senang dan peduli terhadap mereka. Audiens akan
merasa kagum, tersanjung, dan senang skeali dengan perilaku anda tersebut.
·
Kata-kata
bijak penuh hikmah
Hati manusia itu akan sangat mudah tersentuh dengan
kata-kata yang bijak dan penuh hikmah. Otak akan lebih cepat mengingatnya. Dan
biasanya kata-kata bijak bisa menjadi pusat perhatian orang untuk mendengar dan
memahaminya. Sisipkan kata-kata bijak itu di setiap pembicaraan anda. Dapatkan
kata-kata bijak itu dari ayat-ayat suci al-quran, hadits atau perkataan para
ulama.
·
Humor
yang menyegarkan
Salah satu cara agar audiens mudah mengingati apa yang
kita sampaikan ialah dengan menyisipi di
sela-sela ceramah kita dengan humor-humor yang tidak keluar dari kebenaran dan
menyegarkan suasana tentunya. Namun harus diperhatikan, bila tidak hati-hati
dan kemampuan berhumor kita tidak terlatih. Ini akan menjadi bumerang menuju
kegagalan yang tidak kita harapkan. Untuk itu membuat lelucon saat ceramah atau
pidato mestilah kita menguasai ilmunya dulu. Minimal kita memiliki tidak
sedikit cerita-cerita humor yang dapat kita sampaikan kepada audiens.
·
Sapa
audiens dengan sapaan yang indah
Menyapa seseorang dengan panggilan yang indah itu adalah
Sunnah. Audiens akan merasa senang dan bangga bila kita menyapa mereka dengan
panggilan yang indah. Bila kebanyakan orang memanggil audiens dengan kata-kata
hadirin, ibu, bapak dan lain-lainnya, anda dapat mengganti kata-kata panggilan
tersebut dengan kata-kata saudara, sahabat, bunda, ayahanda dan kata-kata indah
lainnya.
·
Analogi
yang mengesankan
Kadangkala ketika kita hendak menjelaskan tentang
pentingnya sebuah perkara tidaklah mesti
langsung kepada penjelasan perkara tersebut. Namun anda dapat menjelaskannya
dengan menggambarkan sebuah analogi yang mampu mnegesankan audiens. Perbanyak
membaca buku untuk memperluas wawasan anda tentang ini.
·
Jadilah
diri anda sendiri
Jangan pernah mncoba untuk menjadi orang lain. Anda dan
orang lain sangtlah berbeda, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Tidak
ada yang sempurna. Meniru gaya orang lain saat anda pidato atau ceramah akan
menimbulkan persepsi yang salah dari audiens kepada diri anda. Untuk itu jangan
hancurkan eksistensi diri anda dengan meniru gaya orang lain.
·
Ungkapkan
kebahagiaan anda untuk kebahagiaan audiens
Katakan dengan tulus kepada audiens bahwa anda sangat
bahagia bertemu mereka. Katakan anda sungguh beruntung dapat berbagi ilmu
dengan mereka. Mengungkapkan kebahagiaan kepada audiens akan memberikan dampak
yang baik bagi kelangsungan pembicaraan anda. Audiens akan merasa siap dan ikut
merasa senang dengan ungkapan kebahagiaan anda.
·
Bertanyalah
agar audiens merasa diperhatikan
Mulailah pidato atau ceramah anda dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan ringan agar audiens merasa diperhatikan. Tanyakan apa
kabar mereka hari ini, keadaan hati mereka, keimanan mereka dan seterusnya.
Berikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat melibatkan audiens berperan serta pada
topik pembicaraan yang anda sampaikan.
·
Ulangi
kata-kata yang dianggap penting
Dalam setiap pembicaraan yang dilakukan tentunya kita
selalu melontarkan kata-kata penting yang perlu diingat dan dipahami oleh
audiens. Nah, untuk meyakinkan audiens betapa pentingnya kat-kata yang kita
sampaikan itu, hendaknya ulangi beberapa kali kata-kata penting tersebut.
·
Pernyataan
yang mengejutkan
Berikan pernyataan yang mengejutkan audiens saat
mendengar pidato, ceramah atau presentasi anda. Lukiskan kondisi yang terjadi
dengan menceritakan fakta yang sedang dialami oleh banyaknya pribadi, keluarga,
masyarakat, negara bahkan dunia ini.
b.
Kiat-kiat
praktis mengatasi rasa gugup/grogi saat hendak berbicara di depan umum
·
Ketika
hendak memulai pembicaraan kita selalu dihadapkan dengan permasalahan yang
dirasakan semua orang pada umumnya, merasa gugup/grogi dan merasa sulit untuk
mengeluarkan kata-kata yang sebelumnya telah anda persiapkan. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pernapasan pada tubuh kita mengalami masalah dan tidak
berfungsi secara normal. Maka untuk mengatasinya atur secara perlahan
pernapasan anda dengan menarik napas pelan-pelan kemudian anda keluarkan secara
perlahan, lakukan berulang-ulang hingga anda merasakan kenyamanan pada sistem
pernapasan anda.
·
Konsentrasilah,
jangan sibukkan pikiran anda dengan hal-hal yang negatif. Semua permasalahan
yang dapat melemahkan atau membuat anda tak berdaya berhadapan dengan orang
banyak harus anda singkirkan jauh-jauh. Perasaan tidak mampu, kecil, hina atau
apapun bentuknya harus segera menyingkir dari benak anda sampai yang terdalam
sekalipun.
·
Ketika
anda menuju podium atau tempat pidato, berjalanlah dengan gagah dan berani, ini
akan melahirkan percaya diri yang sangat tinggi pada diri anda. Ekspresikan
jiwa anda saat itu, biarkan anda menikmati kebebasan dari ketakutan, keraguan,
dan kecemasan pada jiwa dan tubuh anda.
·
Bila
rasa gugup atau grogi yang mengalir di sekujur tubuh anda terus menjalar,
jangan biarkan ia terus menguasai diri anda. Usaha yang dapat anda lakukan
berikutnya adalah dengan mentransfer rasa gugup atau grogi tersebut kepada
benda-benda yang ada di sekitar tempat anda berpidato atu ceramah. Usahakan
jangan sampai audiens mengetahui apa yang telah anda lakukan.
·
Langkah
berikutnya yang dapat anda lakukan adalah dengan bersikap tenang saat anda
berdiri di depan audiens. Dan jangan memulai pembicaraan bila kecemasan
komunikasi masih menguasai diri anda.
·
Teknik
berikut ini mungkin aga aneh bagi anda untuk melakukannya, kalau dikatakan
tidak ilmiah yah begitulah adanya. Cengkram dan tekan paha bagian bawah anda
dengan menggunakan tangan anda sekuat mungkin hingga anda merasakan sakit,
lakukan dua sampai tiga kali. Insyaallah secara perlahan rasa gugup/grogi pada
diri anda akan hilang dengan perlahan.
·
Dzikir
adalah solusi bahkan ia adalah senjata utama untuk mencapai kedamaian hidup.
Meyakini bahwa Allah Ta’ala yang mengatur segalanya adalah salah satu bentuk
dzikir kita kepadaNya.
c.
Kiat
menarik perhatian atau mengkondisikan audiens saat berbicara di depan umum
·
Cara
pertama yang dapat anda lakukan adalah dengan menarik perhatian audiens dengan
menggunakan isyarat suara dengan menekan kedua bibir membentuk lingkaran hingga
mengeluarkan suara desis husssshh.... lakukan beberapa kali saja.
·
Buatlah
semacam attraksi yang sangat tidak masuk akal.
·
Buatlah
sebuah komitmen antara anda dengan audiens yang anda sepakati bersama.
·
Menggunakan
kata-kata sindiran halus yang tidak menyinggung perasaan audiens. Hindari
dengan menggunakan bantakan karena itu tidak akan menjadi solusi.
·
Jika
anda pandai melakukan permainan secara masal, maka anda dapat menggunakan
teknik permainan untuk mengkondisikan audiens. Buatlah permainan sederhana yang
mampu mencerahkan kembali keadaan audiens yang mungkin mulai merasa jenuh dengan
yang anda sampaikan.
d.
Tips
yang tidak boleh dilakukan
·
Janganlah
meletakkan kedua tangan anda di pinggang.
·
Janganlah
meletakkan kedua tangan anda di punggung.
·
Jangan
terus menerus memasukkan kedua tangan anda di saku.
·
Jangan
katakan bahwa saya belum siap untuk ceramah saat ini.
·
Hindari
penggunaan kata-kata saya, aku, dan kamu.
·
Lebih
baik menyampaikan pertanyaan dari pada mengeluarkan perintah.
·
Hindari
dialog satu arah yang hanya tertuju pada satu audiens saja.
·
Jangan
mengucapkan dan mengulang-ulangi kata yang tidak penting
e.
Beberapa
tips untuk menguatkan ruhiyyah sebelum memulai pidato atau ceramah
·
Sucikan
diri dengan berwudhu
Wudhu akan memancarkan cahaya keimanan bagi yang selalu
mengerjakannya. Dengan membersihkan fisik serta mennyucikan hati akan memberikan
kesan ketegasan dan kelembutan pada wajah.
·
Shalat
sunnah dua rakaat
Tegakkanlah sholat sunnah untuk mendapatkan kekuatan iman
yang kokoh. Serahkan segalanya hanya pada Allah Swt. saja. Apapun yang terjadi
hanya dia yang berhak menentukannya. Ambil kekuatan dan energi dari kekhusuan
shalat kita.
·
Tilawah
al-qur’an beberapa ayat
Membaca qur’an akan memberikan kefasihan pada lisan dan
kekuatan hati. Bahasa qur’an adalah sebaik-baiknya bahasa. Membiasakan diri
dengan memabaca kalimat-kalimat suci akan melembutkan dan menghaluskan
perkataan kita.
·
Berdzikir
dan berdoa
Selalu dan selalulah mengingat Allah Swt. Sebut namaNya
setiap denyut nadi kita. Hujamkan ketundukkan hati kita hanya dengan
mengingatnya.
f.
Kendala-kendala
yang dihadapi saat berbicara di depan umum
·
Sulit
untuk memulai pembicaraan
·
Gugup,
rasa takut dan tidak percaya diri
·
Lupa
apa yang akan disampaikan
·
Lidah
kelu dan bibir terasa kaku
·
Mimik
dan gerak tubuh yang tidak sesuai
·
Suasana
dan lingkungan tempat ceramah yang kurang kondusif
·
Selalu
mengulangi kata-kata yang sudah pernah disebutkan
·
Sulit
bernapas
·
Merasa
malu dan dipermalukan
·
Merasa
pusing
·
Bicara
tidak terkontrol dan tergesa-gesa
·
Tidak
diperhatikan audiens
·
Kecil
hati
4.
Menikmati Proses Untuk Mahir Berbicara
Bila anda mengharap hasil tanpa melewati proses, maka itu hanyalah mimpi,
dan itu tidak akan pernah anda dapatkan. Setiap keberhasilan atau kesuksesan
selalu dimulai dengan proses pencapaiannya, dan tidak pernah tertulis dalam
kamus kehidupan. Untuk anda semua yang merindukan kesuksesan dan anda ingin
menjadi pembicara yang handal, miliki tahapan berikut ini, ingat rumusnya BBM:
a.
Belajar
Jangan pernah malas untuk belajar, karena belajar adalah suatu proses
perjuangan anda menuju arti kepahaman. Kata-kata belajar itu mampu menutup celah-celah
kekerdilan kita dan ia juga tidak memberi peluang kepada kita untuk berlaku
sombong. Karena bila orang menjadikan hidupnya untuk selalu belajar ia akan
selalu merasa kurang, sehingga ia semakin termotivasi untuk selalu berusaha
mengetahui apa yang ia tidak ketahui, dan belajar tidak pernah dibatasi oleh
ruang waktu.
b.
Berlatih
Bila anda punya ilmu dan keterampilan, namun hanya sebatas anda ketahui
saja, niscaya itu tidak akan terjaga lama. Sebab kemampuan bila tidak dilatih
akan sulit untuk diterapkan. Maka dari itu latihan dan asah terus-menerus
kemampuan yang telah anda miliki, jangan merasa puas bila hanya sekedar
diketahui, namun cobalah untuk mempertahankan kemampuan itu dengan terus
melatihnya.
c.
Mencoba
Mau dan berani mencoba itu sangat penting, karena dengan mencoba anda akan
tau tentang sesuatu dan andapun akan faham apa yang harus anda perbaiki bila
anda melakukan kesalahan. Ingat cara pandang seseorang itu berbeda-beda. Boleh
jadi bagi orang lain sangat sulit melakukan sesuatu pekerjaan, namun mudah bagi
anda. Maka dari itu janganlah mengambil kesimpulan tentang sesuatu sebelum anda
mencobanya. Jangan pernah katakan anda tidak mampu, tidak akan bisa, dan tidak
mungkin sanggup, bila anda belum mencoba.
BAB III
ANALISIS
Menurut
perhatian saya, buku ini sangat baik dibaca oleh mereka yang mempunyai
keinginan untuk menjadi pembicara yang handal di depan umum. Buku ini mengupas
perkara-perkara yang harus diperhatikan dalam berbicara di depan umum dengan
bahasa yang mudah dipahami. Hal ini menyebabkan buku terasa sangat ringan dan
enak dibaca.
Dengan
pengalaman yang telah dialami oleh penulis buku ini, bahasan pada buku ini
menjadi terasa lebih hidup dan menyenangkan. Setelah saya membaca buku ini,
saya pun mendapat banyak ilmu baru yang pasti akan sangat bermanfaat bila dapat
saya terapkan dalam keseharian saya. Maka, oleh sebab itu saya menganjurkan
kepada semua orang, khususnya kepada mereka yang banyak terkait dengan proses
berbicara di depan umum untuk membaca buku ini.
Namun
meskipun begitu, saya pun mendapati ketidaksempurnaan pada buku ini.
Diantaranya adalah kesalahan dalam percetakan, penempatan tanda baca yang
kurang tepat, serta urutan pembahasan yang saya rasa kurang sistematis. Itu
hanya sebahagian hal yang dapat saya temukan dari kekurangan buku ini. Dan
sejauh pengamatan saya, buku ini memang banyak bermuatan positif. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh sisipan-sisipan kata mutiara, ayat al-qur’an, hadits dan
atsar.
Semoga
laporan buku yang saya laporkan ini dapat bermanfaat bagi saya sebagi pelapor
dan juga bagi semua yang membacanya.
dowo temen??????????????????
BalasHapus